“Umm, rasanya nyaman sekali..” ucap Lucy. “Siapa yang mau pergi keluar kalau ada tempat senyaman ini di dalam guild??” ucap Cana, yang meski sedang berendam tetap saja membawa minuman. “Tapi setelah Daimatou Enbu, permintaan untuk kita menambah drastis..” ucap Lisana. “Aku sibuk sekali, sampai tak tahu harus memulainya dari mana..” ucap Mira.
“Tapi dengan semua pekerjaan itu, kita harus beristirahat, kan..” ucap Levy. “Uh? Levy-chan, bukannya hari ini kau harus kerja??” tanya Lucy. “Jet dan Droy bilang terkadang mereka ingin pergi sendiri..” ucap Levy. “Mereka benar-benar bersemangat..” lanjutnya.
Fairy Tail Chapter 341 – Pagi di Hari Petualangan Baru
Teks Version by www.Beelzeta.com
Baca versi dengan gambar di : http://www.beelzeta.com/p/
Di tempat Jet dan Droy berada, mereka memang sedang menjalani suatu misi, dan tampak benar-benar bersemangat. “Kami akan menunjukkan betapa hebatnya kita pada Levy!!” teriak Jet. “Meski sebenarnya tidak..” ucapnya pelan. “Tentu saja!! Kami juga bisa kalau kami benar-benar mau!!” lanjut Droy.
Mereka benar-benar bersemangat, meski pada kenyataannya mereka sedang ditawan, terikat layaknya sandera oleh kelompok musuh. “Tolong kami, Gajeeell…” mereka lalu memohon-mohon pada Gajeel yang ada di depannya.
“Hei, kenapa kau mengajak mereka bersama kita??” tanya Lily. “Mereka cuma mengikuti kita..” ucap Gajeel.
Kembali ke sisi Lucy dan yang lainnya, mereka masih di pemandian. “Ngomong-ngomong, Natsu dan Gray juga pergi bekerja bersama..” ucap Lucy. “Mereka berdua?? Tumben sekali..” ucap Lisana. “Mereka sudah semakin akrab baru-baru ini, tapi tetap saja rasanya agak aneh..” ucap Mira. “Mereka sama Happy juga, sih..” ucap Lucy.
“Yang lebih penting, Lucy..” Kana mendekati Lucy, kemudian berbisik, “Apa benar Natsu meraba-raba dadamu??” Lucy shock. “Aku sudah tahu semuanya..” ucap Kana.
“Si kucing itu!!!” Lucy langsung teringat dengan Happy. Karena siapa lagi yang bisa mengatakan hal seperti itu ke Kana. “Bu-bukan seperti yang kau pikirkan!!” bentak Lucy. “Itu cuma..”
“Oh, siapa yang peduli, biarkan aku merasakannya juga..” Kana malah meremas dada Lucy. “Kyaa, tunggu, Kana.. geli..” ucap Lucy.
“Lagi-lagi mereka membicarakan dada..” Levy rada kesal. “Oh iya, ngomong-ngomong, Wendy di mana??” ia bertanya-tanya. “Wendy sedang melaksanakan tugas bersama Erza..”
“Eh? Mereka berdua? Sendirian?? Aneh..” ucap Levy. Karena bagaimanapun, mereka biasanya selalu mengerjakan tugas berlima. “Yah, kelihatannya mereka tertarik dengan hadiah permen manis langka yang ditawarkan..”
Di sisi Erza dan Wendy, tampak mereka sedang memerankan suatu theater, semacam drama Rave Master. Erza berperan sebagai Elie, Wendy dengan memakai rambut palsu sebagai Haru, dan Charla dengan memakai hidung palsu sebagai Plue.
“A-aku Elie!! Pembawa pesan G Tonfa!!” ucap Erza dengan penuh percaya diri.
“Pergi kau, bodoh!!” para penonton melempari mereka dengan kaleng bekas. “Jangan keluar lagi!! Harunya terlalu kecil..” aksi Erza benar-benar tidak memuaskan. “Terimakasih banyak..” ucap si pemilik theater.
“Pekerjaan macam apa ini??” Wendy bertanya-tanya.
“Tolak saja hadiah permennya, Wendy..” Charla malu.
Kembali ke pemandian, Lisana bertanya-tanya. “Tapi, bukannya Erza ada di sana??” ia melirik ke arah seorang perempuan berambut merah yang berendam di kejauhan sana.
Tapi kemudian, perempuan itu bangun, membalikan tubuhnya, dan kemudian berkata, “Pirang..” ternyata ia adalah Flare, anggota Raven Tail yang ketika di turnamen sempat bertarung melawan Lucy.
“Itu Flare dari Raven!!”
“Kenapa ia ada di sini!??”
“Kau!!!!” Kana buru-buru berlari ke arahnya.
“Tungg sebentar!!” Lucy menghentikan Kana.
“A-apa yang kau lakukan, Lucy!??”
“DIa bukan.. orang jahat..” ucap Lucy.
“Eh??” Kana kaget.
“A-aku akan membantumu..” Flare menggunakan kemampuan rambutnya untuk mencuci tubuh Kana. “Gyaaaa!!!” Kana berteriak.
“Sekarang.. Raven Tail sudah terpencar..” Flare tampak malu-malu. “Aku tak punya tempat untuk pergi..” ucapnya.
“Haruskah kita meminta pada master mengenai ini??” saran Lucy. Wajah Flare memerah. “Eehhh!!???” Levy dan yang lainnya kaget. “Apa kau ingin dia bergabung dengan Fairy Tail??”
Dari ruang ganti, tampak Juvie mengintip. “Di-dia mirip denganku.. tampang malu-malunya itu..” ucap Juvia dalam hati. Juvia mengintip sambil memeluk sebuah boneka kecil.
“Tapi.. aku tak mau bergabung dengan Fairy Tail..” ucap Flare.
“Lalu ngapain kau kemari, hah!!??” bentak Kana dan yang lainnya.
Setelahnya, acara mandi-mandi perempuan Fairy Tail berakhir. Lucy kembali menuju rumahnya, melewati jalanan yang biasa ia lewati. “Kamar mandinya nyaman sekali..” ucap Lucy sambil berjalan di pinggir sungai. “Kamar mandiku kecil..”
“Lucy-chan, maukah kau memberi tanda tangan untuk putraku??” tanya bapak-bapak di perahu. “Puun..” tampak Plue berjalan di depan Lucy. Tak lama setelahnya, Lucy sampai di rumah kontrakannya.
“Ngomong-ngomong tentang kontrakan, uang sewanya..
Aku juga harus bekerja..” Lucy masuk ke rumah.
“Selamat datang..” tampak Wendy sudah ada di dalam.
“Maaf ya, kami masuk..” ucap Erza. Lucy kaget, rasanya benar-benar seperti dulu lagi.
“Maaf ya, kami masuk tanpa minta izin terlebih dahulu..” ucap Wendy. “Rumah yang nyaman..” ucap Charla. “Hadiah permen yang kami dapatkan terlalu banyak.. kami datang kemari untuk membaginya..” ucap Erza.
“Waah, makasih..” ucap Lucy. “Jadi, apa itu artinya kalian sudah berhasil menyelesaikan tugas kalian??”
“Ah, sebenarnya, itu..”
“Sempurna..” ucap Erza.
“Ngomong-ngomong, apa Happy dan yang lainnya masih belum kembali juga??” tanya Charla. “Mereka telat, padahal mereka bilang ini pekerjaan yang mudah..” ucap Lucy. “Sudah tiga hari berlalu sejak mereka pergi, kan?? Padahal ada juga permen untuk mereka..” ucap Erza.
“Mereka tidak terlalu jauh, kan? Bagaimana kalau kita mengeceknya??” saran Wendy. “Yah, ini bukan berarti aku khawatir, sih..” Charla malu-malu tapi setuju.
“Kalau mengingat kemampuan mereka, memang aneh kalau mereka sampai telat..” ucap Erza. “Mungkin mereka mengalami masalah..” ucap Wendy. Dan pada akhirnya, mereka pun menyusul. “Hei, tunggu, aku juga ikut!!” ucap Lucy.
Tak lama setelahnya, mereka sampai di tempat tujuan. Dan secara mengejutkan, tampak monster raksasa yang menjadi target dalam misi Natsu dan Gray sudah pingsan dan tidak berdaya.
“Besar sekali..” ucap Lucy.
“I-ini… monster dalam misi, kan??”
“Jadi misinya sudah selesai, ya..” ucap Charla.
“Charla.. tolong aku..” Happy tampak begitu suram.
“Happy?? apa yang terjadi??” tanya Erza.
“Itu..” Happy pun menjelaskan keadaannya.
“Berhenti bermain-main, api bodoh!!!” Gray menghajar Natsu.
“Harusnya aku yang bilang begitu, cabul sialan!!” Natsu menghajar Gray.
Selama ini, mereka terus bertarung sampai lupa untuk pulang. “Ini karena kau tak pernah berpikir dulu sebelum bertindak!!” bentak Gray, masih saling serang. “Ini karena kau yang tak pernah memutuskan sesuatu untuk dilakukan!!”
“Ah..”
“Seperti biasa..”
“Padahal aku sudah khawatir…”
“Tiga hari begini terus??” tanya Charla.
“Mereka makan dan tidur, sih..” ucap Happy.
“Hei, sudah cukup, kalian berdua..” ucap Erza.
“Diammm!!!!” bersama-sama Gray dan Natsu memukul Erza. Lucy kaget, begitu pula dengan Wendy dan para kucing. Gray dan Natsu sendiri tak tahu siapa yang telah mereka pukul. Hingga kemudian ketika menoleh ke sebelah, mereka baru sadar, “Erzaaaaaa!!!?? Kenapa kau bisa ada di sini!???”
Adegan selanjutnya terlalu mengerikan untuk dijelaskan. Ehm, pada akhirnya mereka semua kembali ke guild, di mana orang-orang Fairy Tail lainnya sudah berkumpul.
“Aku tak akan pernah bersama dengannya lagi..” ucap Natsu.
“Kau ini sama saja seperti biasa..” ucap Elfman.
“Aku juga tak mau bekerja dengan si bodoh itu..” ucap Gray.
“Jangan bersikap seperti anak kecil..” ucap Romeo.
“Master, kita mendapat permintaan darurat..” ucap Mira sambil membawakan beberapa berkas. “Hmm?? Setelah Daimatou Enbu, banyak permintaan yang masuk, ya..” master mengecek berkas-berkas itu. “Itu karena kita semua telah menjadi populer..” ucap Mira.
“Natsu!! Gray!! Ada misi untuk kalian berdua lagi..” ucap master.
“Lagi!!???” Natsu dan Gray kaget.
“Jadi karena ini ya mereka bekerja berdua..” ucap Lucy.
“Lain kali jangan bertarung lagi..” ucap Erza.
“Mm??” master baru membaca berkas itu baik-baik. “I-ini!!!” master terlihat benar-benar kaget. “Ada apa, kakek??” tanya Natsu. “Aku tak akan pergi bersamanya lagi..” ucap Gray. “Aku juga..” ucap Natsu. “Jangan sentuh aku..” ucap Gray.
“Tidak, kalian harus pergi..” ucap master. “Dan juga.. kalian tak boleh gagal.. permintaan ini berasal dari Walrot Seeken, dia adalah peringkat keempat terkuat di antara sepuluh penyihir suci, salah satu dari empat dewa Ishgal..” jelasnya. Dengan kata lain, ini adalah request dengan level tertinggi yang pernah Fairy Tail dapatkan.
“Apa!!???” orang-orang Fairy Tail pun kaget.
“Salah satu dewa Ishgal memberi kita permintaan!??”
“Apa yang terjadi!?? Kenapa orang seperti dia..”
“Ada apa ini sebenarnya??”
Bersambung Fairy Tail Chapter 342
karena kami masih pemula, jadi kami hanya dapat meng-copas dari websise lain… trimakasih www.Beelzeta.com
WEW
BalasHapusCeritanya menarik , walau gak terlalu suka manganya
BalasHapus